Photo by Andreas Haslinger on Unsplash

Agustus, Memaknai Merdeka (1)

Kawan, katamu kami telah merdeka
lalu mengapa, tiada ruang tuk lepas
hanya udara yang tersekat hampa
tak mampu mengudara, hanya mengada

Kawan, benarkah kami telah merdeka?
di tanah ini, kami dibiarkan mendekam
menjadi bodoh, menunggu titah
tak perlu berakal, ujungnya bebal

Kawan, benar kau artikan ini telah merdeka?
hampa, tersekat, tak bisa lepas
diam mendekam tiada akal
membeo bersama pasukan teriak merdeka

Kawan, kau serius dengan bualan ini?
Bisakah kau sudahi saja?