Photo by Andre Benz on Unsplash
Aku muak dengan kebungkamannya
Seolah diam, tapi justru menggerus kehidupan
Memaksa mereka semakin tertatih
Memungut sepeser demi sepeser
Untuk dikirim pulang ke rumah di sana
Jalan yang biasanya saja belum sampai mereka kuasai, kemudian ditutup
Memaksa mereka berbalik arah
Atau bahkan semakin menerjang
Tak ada waktu untuk memulai lagi dari awal
Mereka bukan kalian, yang punya berember-ember air untuk diminum kala haus
Berkarung-karung beras untuk dimakan kala lapar
Mereka hanya punya segayung air yang kadang tak cukup membasahi tenggorokan
Hanya punya secangkir beras untuk sekadar mengisi dan tetap bisa berjalan
Aku muak karena ia selalu diam
Dan justru semakin hening, bila tak ingin dikatakan sengaja bungkam
Membiarkan mereka berpeluh darah
Membiarkan kalian bermandi berlian
Dan ia hanya bisa diam, hening, bungkam
Menikmati kehidupan semakin digerus para pengacau