Image by Xuan Duong from Pixabay
Lama aku hidup dengan ambisi
Sejak ambisi masih menjadi api
Hingga ambisi yang pada hari ini dielukan dan semakin menjadi-jadi
Rupanya lama bersama bukan berarti benar-benar kenal
Aku masih tak tahu bagaimana ambisi itu sebenarnya
Terakhir, seseorang berkata
“Aku tak cukup berambisi dalam karirku”
Tak bisa kusangkal memang,
Tak bisa mentah-mentah kuiyakan juga
Bisa jadi memang benar katanya
Saat ini, aku tidak berjalan menggenggam ambisi untuk mencapai posisi tertentu
Entah lima atau sepuluh tahun lagi
Kuharap, bilapun aku menggenggamnya
Ia tak menjelma jadi api yang melahap kehidupanku
Aku ingin ambisi tetap pada titik ini
Bukan ambisi karir, tapi ambisi untuk bermimpi
Aku ingin membiarkan ambisi terbang
Dengan mimpi sebagai penunjuk arahnya
Mimpi tak melulu soal karir, bukan?
Ada begitu banyak hal yang bisa dimimpikan selain hal itu
Mimpi memeluk diri sendiri, misalnya
Tidakkah itu lebih sederhana daripada memeluk karir?
Ya, benar, memeluk diri sendiri tak sesederhana itu
Mungkin bisa lebih rumit dibanding karir
Boleh dong aku memimpikannya?
Kuharap ambisiku punya cukup bagian untuk satu hal itu