Photo by Marc Sendra Martorell on Unsplash

 

Februari, Sebuah Permulaan  – Hari Ketigabelas

Aku telah tiba
di belahan dunia paling utara

Benar katamu kemarin
ini memang Kota Pelangi
tak ada gelap di tempat ini
hanya pelangi, berwarna-warni
yang ini jauh lebih semarak
bukan hanya mejikuhibiniu
seperti permainan kita di masa kanak

Semua warna kutemukan membisik di setiap sudut langit
aku takjub
setakjub diriku memandangi kau
membabat ragu di antara mereka yang semakin lesu

Satu hal yang luput kau ceritakan padaku
tanah yang kupijak, tak semenawan kilau pelangi yang rupawan
hanya bera dan selaksa manusia tak berdaya beterbangan di atasnya
tak menapak pula

Satu dua hari tak kurasakan variasi,
kecuali pelangi yang semakin ranggi
hari ketujuh, ragaku mulai terayun
kakiku memaksa lepas dari tumpuan

Saat kutulis surat ini, kepalaku sibuk menyisir kata
sudah hilang segala diksi yang pernah kau maknai
pergi entah ke mana
mungkin dibawa lari oleh mereka
yang larut dalam semburat warna penuh gelora

Aku sempat melihat selendang
yang kau ikat di suatu bukit di perbatasan hujan
ia meliuk diiringi merdu yang melagu di kejauhan
renyah, serupa harapan yang ke sekian,
dan yang kemudian lemah, bila tak kuasa kukatakan punah

Saat kau baca suratku ini,
mungkin aku sudah terbuai, bersama yang lain
mungkin juga tidak

Masih kuingat pesanmu kala itu
tuk membawa sepatu kokoh dan tahan debu,
baju tebal yang menghalau rapuh,
dan selimut bulu yang kau sematkan di ujung raguku.

Pada saatnya aku tak kuasa membawa pesanmu lagi
kan kusimpan semua dalam bayangan,
sebagai bahan bualan di tengah kehampaan

 

Kota Pelangi,
Untukmu yang pernah tertatih

 

==

Tulisan lainnya dalam kompilasi bertajuk “Februari, Sebuah Permulaan”
Latar belakang : Februari, Sebuah Permulaan
Hari pertama : Mendamba Motivasi
Hari kedua : Loncatan Spiritual Seekor Katak
Hari ketiga : Eksklusivisme Agama dan Pemikiran
Hari keempat : Meniadakan Kehilangan
Hari kelima : Sepragmatis Orang-orang Tua
Hari keenam : Keluarga yang Tak Sempurna
Hari ketujuh : Orang yang Berharga
Hari kedelapan : Berkontribusi
Hari kesembilan : Terdera Kebermanfaatan
Hari kesepuluh : Redup dan Padam
Hari kesebelas : Anggrek Terakhir Ayah
Hari keduabelas : Habiskan Makananmu, Nak!